Friday 16 January 2009

Mujahadatun Nafs













Apa yang terpikirkan tentang segala hal yang indah? Coba Anda sebutkan! Apa saja? Tentu Anda punya apa yang Anda sebut indah. Uang, rumah, pemandangan, pantai, gunung, persahabatan, maaf, pengorbanan, melihat orang yang Anda cintai bahagia, al-Qur’an, perhiasan, wanita, anak – anak, mobil, dan lain sebagainya. Masing – masing orang punya sendiri hal yang disebut indah.

Mari kita lihat firman Allah berikut,
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).
Q.S. 3:14


Topik utama dari ayat di atas tentang segala sesuatu yang disebut indah oleh syahwat. Segalanya akan tampak indah karena nafsu syahwat.

Ayat yang lain menyebutkan,
Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan syaitan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk,
Q.S. 27:24


Dari ayat di atas kita bisa tentukan bahwa segala sesuatu yang indah itu buatan setan. Setan telah membutakan kita sehingga segala sesuatu tampak begitu indah.

Selanjutnya mari kita lihat ayat yang lainnya,
Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalangan kamu ada Rasulullah. Kalau ia menuruti (kemauan) kamu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu akan mendapat kesusahan tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus,
Q.S. 49:7


Ayat tersebut menerangkan tentang sebuah keimanan yang Allah tancapkan pada kita. Segala sesuatu terlihat indah karena Allah.

Mari kita bandingkan dari ketiga ayat tersebut di atas. Apa yang dapat Anda simpulkan? Mana yang Anda pilih?

Pernahkah Anda dengar hadist ini? Laa mujaahid man jahaada nafsahu fiillaah (HR. Tirmidzi)
“Mujahid adalah predikat bagi orang yang bisa menaklukkan nafsunya karena Allah.”

Dalam Hadist 41 – Imam Nawawi
Dari Abu Muhammad Abdullah bin Amr bin Ash rodhiallahu ‘anhu dia berkata: Rasulullah bersabda, “Tidak beriman seseorang di antara kalian sehingga hawa nafsunya mengikuti ajaran yang aku bawa.” (Hadits shahih, kami riwayatkan dalam kitab Al-Hujjah dengan sanad yang shahih)

Pelajaran yang dapat diambil dari hadist tersebut antara lain :
(1) Salah satu konsekuensi dari keimanan adalah menundukkan hawa nafsu dan mengikuti ajaran Rasulullah saw. Seseorang yang menuruti berbuat maksiat daripada mengikuti aturan Allah, lebih memilih memenuhi nafsunya dari pada mengikuti ajaran Rasul, bisa disebut tidak sempurna imannya.
(2) Yang dimaksud imannya tidak sempurna disini adalah cacat imannya, bukan berarti dia kafir. Seseorang yang disebut kafir adalah yang menolak ajaran Allah.
(3) Mujahadatun nafs merupakan usaha yang berat dan hanya bisa dilakukan oleh orang – orang yang selalu menancapkan keimanan serta mencintai Allah dan Rasul-Nya.

Ada tiga jenis Jihad atau disebut pula Mujahadatun nafs yang disebut pula Jihadun nafs oleh Ibn Qayyim al-Jauziyah,
1. Jihad dalam mempelajari tuntunan dan kebenaran agama.
Pada dasarnya, sudah menjadi sifat manusia tidak suka terbebani (tidak suka taklif). Kuncinya, keinginan untuk mencari tuntunan dan kebenaran agama.


Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan atau pun merasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
Q.S. 9:41

Quote : Idealism itu mestinya sejalan dengan Allah.

2. Jihad dalam melawan nafsu agar tetap menerapkan apa yang telah dipelajari.

3. Jihad dalam menda’wahi orang lain apa yang telah dipelajari dan dipraktekkan.

Seseorang disebut ahli jika dia telah memahami suatu ilmu dan berpengalaman. Artinya, dalam menda’wahi orang lain tentang Islam, membutuhkan usaha yang khusus dan kesabaran. Ada ungkapan, “If it is not published, then it’s perished!” Kalau tidak disampaikan, maka ia akan musnah.

4. Jihad dalam bersabar atas beban yang Allah berikan.
Yang dimaksud dengan sabar disini, bukan hanya sekali saja bersabarnya. Akan tetapi, istimraar (berkelanjutan). Anda akan mendapati pujian, cacian, dan kritikan. Biarkan saja itu menjadi ujian kesabaran Anda. Makna dari Ad diin an nasihah : agama adalah nasihat. Tidak hanya dilakukan dalam satu langkah. Tapi agama adalah nasihat merupakan sistem yang berkelanjutan dan berulang.

Dari uraian tersebut di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa menekan hawa nafsu berupa syahwat dan nafsu yang berasal dari bisikan setan harus dilawan dengan menancapkan keimanan dari Allah. Bagaimana caranya? Lakukan saja, Mujahadatun nafs, jihadun nafs!

(*diterjemahkan dari : http://mozaikperadaban.co.cc/archives/139/mujahadatun-nafs/)

No comments:

Post a Comment